Our Blog

Guru BK Melayani Konseling Dengan Bahagia Melalui Pendekatan Psikologis

Guru Bimbingan Koseling (BK) selalu dapat ditemui di setiap sekolah dan pada umumnya berjumlah 1 guru BK berbanding 150 siswa. Namun, beda halnya dengan Sekolah Keberbakatan Muhammadiyah Boarding Area Sport Art and Sains SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (MBA Spartans SMAM-X), dimana perbandingan jumlah guru BK dengan siswa mencapai 1 dibanding 75 bahkan program idealnya 1 dibanding 50 siswa. Guru BK di SMAM-X sebagaimana di sekolah lain menjalankan fungsi layanan koseling bagi siswa-siswi yang memiliki permasalahan. Bedanya, karena SMAMX merupakan sekolah keberbakatan, maka permasalahan siswa yang ditemui jauh lebih beragam. Mulai dari problem pribadi hingga pada psikologi persiapan pertandingan, serta manajemen penampilan. Maka dari itu, dibutuhkan penanganan dengan pendekatan yang berbeda-beda.

Program “guru harus dekat dan bahagia” sudah dijalankan oleh beberapa guru dan karyawan SMAM-X dan terus dijaga kelangsungannya. Saat ini di antara keluarga sekolah mulai dari guru dan siswa, karyawan hingga petugas kebersihan tidak terdapat rasa canggung untuk saling salam, sapa dan senyum. Tercatat ada 8 guru BK yang melakukan pendampingan terhadap siswa. Jumlah tersebut tersebar di masing-masing kelas area, yaitu area kelas Putri 1 dan 2 serta area kelas Putra. Pemerataan ini dimaksudkan untuk memudahkan pendataan siswa yang membutuhkan bimbingan, guna mendukung perubahan potensi menjadi prestasi siswa.
Guru BK kedepannya tidak boleh capek untuk terus melakukan inovasi dalam memecahkan problema siswa yang semakin tahun semakin beragam dan kompleks. Sebab tidak hanya persoalan siswa saja, tetapi ada pula persoalan terkait wali murid yang kurang berkenan dan membutuhkan pemahaman lebih. Artinya guru BK tidak cukup hanya dengan menerapkan program konseling klasikal, individu dan penerapan hipoterapi yang saat ini sudah berjalan. Lebih dari itu, harus ada keberanian kerja sama dengan melibatkan guru, keluarga, bahkan masyarakat. Harapannya, guru mata pelajaran, keluarga dan masyarakat lebih memahami bahwa tugas guru BK dalam menyelesaikan permasalahan tidak berwujud fisik, melainkan psikologis.

Post A Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ustadz Putra

Segera Membalas...