Keberadaan dan kondisi sarana pendidikan yakni tempat pembelajaran secara formal di sekolah berupa “ruang kelas”, dapat memberikan kesan nyaman atau tidak nyaman bagi siswa. Nilai kenyamanan itulah yang menjadikan peran kelas dianggap penting. Jika tempat dan situasi suatu kelas tidak mendukung, misal terlalu banyak jumlah siswanya, bisa jadi berdampak pada hubungan siswa dengan guru yang menjadi tidak bersahabat atau kurang bahagia, sebab situasi dalam kelas terlalu crowded/ramai. Padahal penerapan pendidikan berkarakter diperlukan hubungan yang baik antara siswa dengan gurunya, siswa harus dekat dan akrab dengan gurunya. Ini semua membutuhkan situasi yang bagus tanpa tekanan akademik yang berlebihan.
Dalam proses pendidikan karakter juga dilakukan transfer ilmu dalam beberapa dimensi, diantaranya Ranah Pikiran untuk melatih kecerdasan siswa, Ranah Hati agar siswa memiliki budi pekerti luhur, Ranah Perasaan agar siswa berjiwa halus, Ranah Sosial agar siswa memiliki etika dan moral sehingga bisa berkomunikasi dengan baik, Ranah Religi agar siswa mampu membedakan yang baik dan buruk, serta Ranah Raga agar siswa memiliki jiwa dan raga yang sehat serta mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mencapai dimensi-dimensi karakter tersebut dibutuhkan sarana belajar yang sesuai dengan perkembangan pendidikan Sekolah Menengah Atas yang disebut dengan “kelas area”, sehingga mampu memberikan dampak yang signifikan kepada siswa yang mengalami proses belajar mengajar. Hal itu dapat diwujudkan dengan membuat ruang kelasnya dipisah berbasis area, dengan komunitas belajarnya tidak berjumlah besar, sehingga sekolah dapat memfasilitasi passion siswa sesuai bakat, minat, serta ditanamkan jiwa entrepreneurship bagi setiap siswa. Melalui proses tersebut diharapkan pendidikan berkarakter dapat berjalan dengan baik dan mampu mengantarkan serta memberdayakan potensi siswa sesuai bakatnya semaksimal mungkin.