Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau yang di SMAMX biasa disebut dengan anak-anak yang memiliki kemampuan tidak terbatas. Dalam tiga tahun terakhir ini, program sekolah Inklusi yang diselenggarakan oleh SMA Muhammadiyah 10 Surabaya bernama Sekolah Peduli Anak Hebat (SPAH) makin dikenal masyarakat. Bahkan tidak hanya dalam skala nasional, SPAH SMAMX juga telah dikenalkan ke dunia internasional oleh Koordinator SPAH Ustadzah Normalia di Kota Osaka, Jepang. Tepatnya, Ustadzah Norma diundang untuk menjadi pembicara dengan materi “Ramah Dengan Anak Berkebutuhan Khusus Hingga Perhatian Terhadap Pendidikan Inklusi” berdasarkan apa yang telah dilaksanakan di SPAH SMAM-X selama dua tahun terakhir, pada International Symposium On Education, Psychology and Society (ISEPST) di Internasional House of Osaka, tertanggal 8-9 Mei 2019 lalu.
Seiring waktu berjalan, kini jumlah siswa program sekolah Inklusi SPAH sudah mencapai 40 siswa ABK yang bersekolah bersama dengan siswa reguler SMAM-X. Jumlah tersebut tersebar di tiga kampus SMAMX yakni SMAM-X Man, SMAM-X Putri 1 dan Putri 2. Kedepannya, SPAH SMAM-X terus berusaha menerima anak berkebutuhan khusus dengan berbagai ragam, mulai dari tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, slow learner, autis hiperaktif dan lainnya. Sebagian besar siswa Inklusi yang saat ini belajar di SPAH didampingi oleh Guru Pendamping Khusus (GPK) yang juga bertugas memantau kegiatan siswa saat belajar di kelas reguler, yang mana mungkin membutuhkan pembinaan di saat tertentu.
Dengan terus dikembangkannya program sekolah inklusi bagi siswa ABK di SPAH SMAM-X, saya berharap agar cita-cita memberikan pendidikan secara merata ke semua anak dapat tercapai. Selain itu, program Sekolah Peduli Anak Hebat di Muhammadiyah Boarding Area Sport, Art, and Sains (MBA SPARTANS) ini saya harap dapat menjadi permulaan untuk membangun lingkungan sekolah yang inklusi, sehingga mampu meminimalisir perlakuan diskriminatif dan stigma negatif yang kerap diterima olah siswa berkebutuhan khusus dalam skala yang lebih luas, “ujar KS SMAM-X